Apa Itu Silent Treatment? Ini Penjelasan dan Dampaknya

Berikut penjelasan dan dampak silent treatment. Silent treatment merupakan perilaku salah satu pasangan dalam satu hubungan mengabaikan pasangannya. Salah satu contoh silent treatment yang paling sering ditemui adalah pasangan dan benar benar berhenti mengakuinya melalui berbagai bentuk komunikasi.

Dikutip dari Gramedia.com silent treatment kerap terjadi pada pasangan yang sebelumnya beradu argumen yang intens antar individu. Pada dasarnya target dari perilaku silent treatment seringkali tidak menyadari konflik yang terjadi karena pihak lainnya belum mengkomunikasikan ataupun diam saja. Perilaku tersebut tidak hanya terbatas pada hubungan antara wanita dan pria saja, namun bisa juga terjadi antara orang tua dan anak, teman, maupun rekan kerja.

Terlebih silent treatment adalah suatu bentuk penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain. Alasan Dodi Ingin Berdamai dengan Bripka Edi Purwanto Usai Oknum Polisi Pengancam Ditangkap Halaman 4 Didemo Suporter Usai Pertandingan, Dirtek Sriwijaya FC Indrayadi Janji Pertahankan di Liga 2 Halaman 3

Apa Itu Silent Treatment? Ini Penjelasan dan Dampaknya IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas Halaman 3 Tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis kekerasan emosional terhadap pasangan.

Orang melakukan silent treatment cenderung menolak mengakui keberadaan orang lain. Tak jarang silent treatment digunakan sebagai alat ketika seseorang menggunakannya untuk memanipulasi serta mengontrol orang lain. Umumnya silent treatment digunakan seseorang untuk menghindari konflik dengan orang lain.

Di sisi lain silent treatment justru dianggap sebagai bentuk pelecehan emosional serta memanipulasi orang lain. Pelaku silent treatment akan sengaja bersikap dingin dengan tujuan agar orang lain meminta maaf kepadanya. Namun hal itu dinilai sebagai bentuk perilaku pasif agresif untuk mengontrol seseorang.

Mulai dari kebingungan atau ketakutan, merasa marah, ditolak dan dikucilkan, merasa tidak dihormati, dicintai dan dihargai, merasakan putus asa, rendah diri, hingga frustasi merupakan dampak nyata dari orang yang kerap mendapatkan perlakuan silent treatment. Apabila perlakuan tersebut terus didapatkan secara berulang akan menjadi masalah besar bagi kesehatan. Bahkan orang yang kerap mendapatkan perlakuan silent treatment berpotensi untuk mengidap fibromialgia, gangguan makan, sindrom kelelahan kronis, kecemasan, hingga depresi.

Dikutip dari USA TODAY , para ahli berpendapat perlunya upaya untuk menentukan cara yang lebih sehat dan efektif untuk mengatur emosi agar tak lagi berperilaku silent treatment. Terlebih perilaku tersebut jika diterapkan pada anak, orang tua harus menyadari bahwa ada dampak buruk emosional jangka panjang. Bahkan mungkin orang tua memerlukan bantuan ahli kesehatan mental atau psikiater untuk menghentikan siklus tersebut.

Jika terdekat Anda terus melakukan perlakuan silent treatment , Anda bisa mengatakan kepadanya bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima. Maka penting untuk mengevaluasi apakah hubungan tersebut layak dipertahankan. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *