Wali Kota Semarang Dapat Penghargaan Penggerak Pencegah Stunting dari Tribun Network

Penghargaan ini diterima lantaran Kota Semarang jadi kota yang berhasil menurunkan angka stunting cukup signifikan dari 21,3 persen pada tahun 2021 menjadi 10,4 persen tahun 2022 atau berhasil menurunkan stunting sebesar 11 persen dalam kurun 1 tahun. Mbak Ita sapaan akrab Hevearita mengatakan Kota Semarang punya tagline bergerak bersama dalam upaya penurunan angka stunting. Yakni di mana perangkat pemerintah kota bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Kementerian Kesehatan serta tim penggerak PKK melakukan kegiatan bersama dengan anggaran yang dikumpulkan ke dalan satu prioritas tersebut.

Siapa Iskandar, Suami Baru Eks Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Punya Pekerjaan Mentereng Halaman 4 Bangkapos.com Kesiapan PLN dalam Mitigasi, Monitoring dan Otomasi Sistem Kelistrikan CEO Business Forum Bahas Tiga Transformasi Bisnis untuk Sambut Indonesia Emas 2024

Kepastian Kelistrikan Kunci Investasi di IKN, PLN UIP KLT Pastikan Pembangunan On Progress Banjarmasinpost.co.id Bacaan allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu'anhu Arti, Arab, Latin: Doa untuk Orang Meninggal Bangkapos.com Produk Kelistrikan China Mendominasi Pasar Indonesia, dari Stop Kontak Sampai MCB

Contoh Jawaban Soal Post Test Modul 2, Indikator Pencapaian Kompetensi Ditentukan Berdasarkan Apa? Rafael Struick Disepelekan ADO Den Haag sebelum Pulang ke Timnas Indonesia Halaman 3 “Jadi di kota semarang kami punya tdgline bergerak bersama. Jadi semua stakeholder baik dari pemkot Semarang, BKKBN, Kemenkes bergerak termasuk tim penggerak PKK melakukan kegiatan bersama,” kata Ita.

Selain itu Ita mengatakan Pemkot Semarang juga turut melibatkan generasi muda dalam sosialisasi stunting. Yakni para anak muda tersebut mengajak teman temannya untuk tidak menikah muda. Program Dahsyat yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting, juga dibentuk yang terinspirasi buku buatan dari Presiden ke 5 RI Megawati Soekarnoputri yang berisi resep resep masakan sehat dan murah tapi membantu pemenuhan gizi anak anak. “Dari buku itu kita implementasikan di semua dasawisma tim penggerak PKK sehingga ini yang menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu ibu diajak masak,” katanya.

Ada pula program Rumah Pelita yang dibentuk untuk menangani baduta atau bayi dua tahun penderita stunting. Lewat Rumah Pelita ini baduta diberi makanan bergizi dan pola asuh yang sesuai. “Mungkin ini bisa dijadikan contoh juga bahwa dalam waktu 3 bulan anak anak ini naik sekitar setengah kilogram dan tingginya tumbuh sekitar 0,5 1 cm,” kata Ita. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *